*
"Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab bagi seseorang hamba di hari kiamat ialah SOLAT, jikalau solatnya baik maka dia termasuk orang yang bahagia lagi beruntung dan jika solatnya rosak maka dia termasuk orang yang rugi dan tidak beruntung." (HR Imam al-Tirmidzi)
“Sesiapa yang memeliharanya solat, maka dia akan memperolehi cahaya, bukti keterangan dan kebebasan di hari kiamat. Dan bagi mereka yang tidak menjaga solat, maka dia tidak akan memperolehi cahaya, bukti keterangan dan kebebasan, sedang di hari kiamat dia akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubai bin Khalf.” (HR Imam Ahmad)
"Allah berfirman, 'Hai Muhammad! Aku telah mewajibkan lima kali solat sehari semalam bagi umatmu. Aku telah berjanji dengan diriKu, sesiapa mengerjakan solatnya pada waktunya, maka dia akan dimasukkan ke dalam syurga. Umatmu yang tidak menjaga solatnya tidak termasuk dalam perjanjian ini". (HR Abi Daud dan Ibnu Majah)
*
Pengertian khusyuk dalam solat
Hukum meninggalkan solat fardu
*
Doa elak risau, sedih, lemah, malas, takut, lokek, beban hutang
*
Allah hum ma in nii a’uu zu bi ka mi nal ham mi wal hazan, wa a’uu zubika minal ’ajzi wal kas li,wa a’uu zubika minal jubni wal bukh li, wa a’uu zu bika min gha la batid dai ni wa qoh rir rijaal.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu daripada perasaan risau dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat takut dan lokek, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud)
*
Allah hum ma in nii a’uu zu bi ka mi nal ham mi wal hazan, wa a’uu zubika minal ’ajzi wal kas li,wa a’uu zubika minal jubni wal bukh li, wa a’uu zu bika min gha la batid dai ni wa qoh rir rijaal.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu daripada perasaan risau dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat takut dan lokek, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud)
*
Jangan Tidak Mahu Bayar Hutang
*
Dari Abdillah bin Abu Qatadah, dari Abu Qutadah , bahwasannyad ia telah mendengar dia menceritakan tentang Rasulullah , bahwasannya beliau telah berdiri di antara para shahabat kemudian menyebutkan, “Sesungguhnya Jihad fi Sabilillah dan Iman kepada Allah itu adalah amal-amal yang paling utama.” Maka berdirilah salah seorang shahabat kemudian dia berkata: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua dosa- dosa saya terhapus?” kemudian Rasulullah menjawab: “Ya, jika engkau terbunuh fi sabilillah sedangkan engkau sabar, semata-mata mencari pahala, maju terus, tidak mundur.” Kemudian Rasulullah berkata: “Bagaimana tadi apa yang engkau katakan?” Ia bertanya: “Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua kesalahan saya akan terhapus? Maka Rasulullah menjawab: “Ya, kecuali hutang (tidak akan terhapus), kerana sesungguhnya Jibril mengatakan demikian kepadaku.” (HR Muslim).
“Jiwa seorang mukmin tergantung kerana hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR. At Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang mati syahid diampuni semua dosanya kecuali hutangnya.” (HR. Muslim)
"Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih ada hutang, maka dia tidak akan masuk syurga sampai hutang itu dilunaskan." (HR. Ahmad)
Al Qadhi ‘Iyadh Rahimahullah menjelaskan bahwa hak-hak yang terkaitan dengan manusia mesti diselesaikan sesama manusia. (Ikmalul Mu’allim, 6/155. Al Syarh Shahih Muslim, 6/362)
Imam Al Munawi Rahimahullah mengatakan: Maksud hutang di sini adalah semua hak sesama manusia samada berupa darah, harta, dan kehormatan. Hal itu tidak diampuni dengan mati syahid.
Hutang di atas adalah hutang yang dilakukan oleh orang yang tidak berniat untuk melunasinya, padahal dia mampu.
Ada pun bagi yang berniat melunasinya, tetapi ajal menjemputnya, atau orang yang tidak ada harta untuk membayarnya, dan dia juga berniat melunasinya, maka itu dimaafkan bahkan Allah Ta’ala yang akan membayarnya.
Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan: Hal ini berlaku bagi orang yang memiliki sesuatu (mampu) untuk melunasi hutangnya. (Al Ikmal, 6/155).
Berkata Imam As Syaukani Rahimahullah: Ini terikat pada siapa saja yang memiliki harta yang dapat melunasi hutangnya. Ada pun orang yang tidak memiliki harta dan dia bertekad melunaskannya, maka telah ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala akan menolong melunaskan untuknya. (Nailul Authar, 4/23)
Juga dikatakan oleh Imam Ash Shan’ani Rahimahullah: Yang demikian itu bagi siapa saja yang berhutang namun dia tidak berniat untuk melunasinya. (Subulus Salam, 3/51)
Ini juga dikatakan Imam Al Munawi: Perbincangan tentang ini berlaku pada siapa saja yang ingkar terhadap hutangnya. Ada pun bagi orang yang berhutang dengan cara yang dibenarkan dan dia tidak melanggar perjanjinya, maka dia tidaklah terhalang dari syurga. (Faidhul Qadir, 6/ 559)
Ringkasan: Orang yang ada hutang tetapi sengaja berniat untuk TIDAK MAHU BAYAR hutang tersebut, ancamannya ialah terhalang dari masuk syurga.
Sumber: http://subhanallahu.multiply.com/journal/item/117/Co-Pas_Wafat_Dalam_Keadaan_Berhutang_Bagaimana_Nasibnya
Artikel pilihan:
Jangan Tangguh Bayar Hutang
*
Dari Abdillah bin Abu Qatadah, dari Abu Qutadah , bahwasannyad ia telah mendengar dia menceritakan tentang Rasulullah , bahwasannya beliau telah berdiri di antara para shahabat kemudian menyebutkan, “Sesungguhnya Jihad fi Sabilillah dan Iman kepada Allah itu adalah amal-amal yang paling utama.” Maka berdirilah salah seorang shahabat kemudian dia berkata: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua dosa- dosa saya terhapus?” kemudian Rasulullah menjawab: “Ya, jika engkau terbunuh fi sabilillah sedangkan engkau sabar, semata-mata mencari pahala, maju terus, tidak mundur.” Kemudian Rasulullah berkata: “Bagaimana tadi apa yang engkau katakan?” Ia bertanya: “Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua kesalahan saya akan terhapus? Maka Rasulullah menjawab: “Ya, kecuali hutang (tidak akan terhapus), kerana sesungguhnya Jibril mengatakan demikian kepadaku.” (HR Muslim).
“Jiwa seorang mukmin tergantung kerana hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR. At Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang mati syahid diampuni semua dosanya kecuali hutangnya.” (HR. Muslim)
"Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih ada hutang, maka dia tidak akan masuk syurga sampai hutang itu dilunaskan." (HR. Ahmad)
Al Qadhi ‘Iyadh Rahimahullah menjelaskan bahwa hak-hak yang terkaitan dengan manusia mesti diselesaikan sesama manusia. (Ikmalul Mu’allim, 6/155. Al Syarh Shahih Muslim, 6/362)
Imam Al Munawi Rahimahullah mengatakan: Maksud hutang di sini adalah semua hak sesama manusia samada berupa darah, harta, dan kehormatan. Hal itu tidak diampuni dengan mati syahid.
Hutang di atas adalah hutang yang dilakukan oleh orang yang tidak berniat untuk melunasinya, padahal dia mampu.
Ada pun bagi yang berniat melunasinya, tetapi ajal menjemputnya, atau orang yang tidak ada harta untuk membayarnya, dan dia juga berniat melunasinya, maka itu dimaafkan bahkan Allah Ta’ala yang akan membayarnya.
Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan: Hal ini berlaku bagi orang yang memiliki sesuatu (mampu) untuk melunasi hutangnya. (Al Ikmal, 6/155).
Berkata Imam As Syaukani Rahimahullah: Ini terikat pada siapa saja yang memiliki harta yang dapat melunasi hutangnya. Ada pun orang yang tidak memiliki harta dan dia bertekad melunaskannya, maka telah ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala akan menolong melunaskan untuknya. (Nailul Authar, 4/23)
Juga dikatakan oleh Imam Ash Shan’ani Rahimahullah: Yang demikian itu bagi siapa saja yang berhutang namun dia tidak berniat untuk melunasinya. (Subulus Salam, 3/51)
Ini juga dikatakan Imam Al Munawi: Perbincangan tentang ini berlaku pada siapa saja yang ingkar terhadap hutangnya. Ada pun bagi orang yang berhutang dengan cara yang dibenarkan dan dia tidak melanggar perjanjinya, maka dia tidaklah terhalang dari syurga. (Faidhul Qadir, 6/ 559)
Ringkasan: Orang yang ada hutang tetapi sengaja berniat untuk TIDAK MAHU BAYAR hutang tersebut, ancamannya ialah terhalang dari masuk syurga.
Sumber: http://subhanallahu.multiply.com/journal/item/117/Co-Pas_Wafat_Dalam_Keadaan_Berhutang_Bagaimana_Nasibnya
Artikel pilihan:
Jangan Tangguh Bayar Hutang
*
Hukum Minum Berdiri
*
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)
Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Bahwa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)
Ali radhliallahu ‘anhu pernah datang dan berdiri di depan pintu rahbah, lalu dia minum sambil berdiri. Setelah itu dia berkata: “Sesungguhnya orang-orang merasa benci bila salah seorang dari kalian minum sambil berdiri, padahal aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya sebagaimana kalian melihat ku saat ini (berdiri).” (HR. Al-Bukhari no. 5615)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma berkata:“Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri.” (HR. Al-Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027)
Di dalam kitab Ar-Raudhah, Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa minum sambil berdiri hukumnya TIDAK MAKRUH.
Di dalam kitab Riyadhus-Shalihin, Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan hukum minum sambil berdiri adalah DIBOLEHKAN. Ada hadis yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukannya. Meski pun demikian beliau pun menerima kesahihan hadis yang melarang minum sambil berdiri. Maka kesimpulan beliau ialah dibolehkan minum sambil berdiri tetapi lebih utama jika duduk.
Wallahu 'alam.
*
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)
Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Bahwa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)
Ali radhliallahu ‘anhu pernah datang dan berdiri di depan pintu rahbah, lalu dia minum sambil berdiri. Setelah itu dia berkata: “Sesungguhnya orang-orang merasa benci bila salah seorang dari kalian minum sambil berdiri, padahal aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya sebagaimana kalian melihat ku saat ini (berdiri).” (HR. Al-Bukhari no. 5615)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma berkata:“Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri.” (HR. Al-Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027)
Di dalam kitab Ar-Raudhah, Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa minum sambil berdiri hukumnya TIDAK MAKRUH.
Di dalam kitab Riyadhus-Shalihin, Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan hukum minum sambil berdiri adalah DIBOLEHKAN. Ada hadis yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukannya. Meski pun demikian beliau pun menerima kesahihan hadis yang melarang minum sambil berdiri. Maka kesimpulan beliau ialah dibolehkan minum sambil berdiri tetapi lebih utama jika duduk.
Wallahu 'alam.
*
Beri SALAM dan baca BISMILLAH bila masuk rumah.
*
Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya dan menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka syaitan akan berkata sesama meraka, "Kita tidak ada tempat tinggal dan tidak dapat makanan hari ini." Tetapi apabila dia masuk rumahnya tanpa menyebut nama Allah, syaitan berkata, "Kita ada tempat menginap hari ini." Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika makan, syaitan berkata, "Kita ada tempat menginap dan dapat makanan hari ini." (HR Muslim)
Link Pilihan :
*
Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya dan menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka syaitan akan berkata sesama meraka, "Kita tidak ada tempat tinggal dan tidak dapat makanan hari ini." Tetapi apabila dia masuk rumahnya tanpa menyebut nama Allah, syaitan berkata, "Kita ada tempat menginap hari ini." Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika makan, syaitan berkata, "Kita ada tempat menginap dan dapat makanan hari ini." (HR Muslim)
Link Pilihan :
*
Jangan Minum Dan Minum Dengan Tangan Kiri
Kasih Bapa
*
Suatu ketika Umar al-Khattab radhiyallahu ‘anhu dan beberapa orang sahabat melihat seorang perempuan mendukung seorang lelaki tua. Lalu beliau bertanya kepada perempuan itu, “apakah perihalnya kamu ini?” Perempuan itu menjawab, “yang aku dukung ini adalah ayahku. Dia sudah tua (nyanyuk) dan mahu bermain denganku” Umar al-Khattab radhiyallahu ‘anhu teruja dengan kejadian itu lalu berkata, “wahai sahabat, lihatlah perempuan ini. Beliau telah menunaikan hak bapanya ke atas dirinya” Perempuan itu membalas, “tidak ya Amir al-Mu’minin. Aku belum menunaikan hak bapaku ke atas diriku. Semasa dia menjaga ku ketika aku kecil, dia mendoakan panjang umurku. Tetapi semasa aku menjaganya ketika dia tua. Aku tertanya-tanya bilakah orang tua ini akan mati!”
Sesungguhnya kamu jika berbakti kepada kedua ibu bapamu tidak akan dapat menandingi kehebatan kasih sayang mereka pada kamu. Kasih sayang yang mereka limpahan tidak mengharapkan apa-apa balasan. Sedangkan kamu berbakti kepada mereka dan mengharapkan balasan, samada ganjaran di dunia atau akhirat dan tidak kurang juga yang menanti-nanti kematian mereka.
“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rezeki, maka berbaktilah kepada ibu bapa dan sambunglah tali silaturrahim dengan kerabat.” (HR Imam Ahmad)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kehinaan bagi sesiapa yang memiliki kedua ibu-bapanya yang tua salah seorang atau kedua-duanya, dan tidak dapat memasuki syurga.” (HR Muslim)
Daripada Abu Hurairah r.a, sabda Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam, maksudnya: “Janganlah kamu membenci bapa-bapa kamu. Sesiapa yang membenci bapanya bererti dia kafir.” (HR Muslim)
Wallahu a'lam.
Link pilihan:
Cara berbakti kepada ibu bapa yang sudah meninggal dunia
Dosa sesama manusia
Doakan ibu dan bapa
Kelebihan ibu dan bapa
*
Sesungguhnya kamu jika berbakti kepada kedua ibu bapamu tidak akan dapat menandingi kehebatan kasih sayang mereka pada kamu. Kasih sayang yang mereka limpahan tidak mengharapkan apa-apa balasan. Sedangkan kamu berbakti kepada mereka dan mengharapkan balasan, samada ganjaran di dunia atau akhirat dan tidak kurang juga yang menanti-nanti kematian mereka.
“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rezeki, maka berbaktilah kepada ibu bapa dan sambunglah tali silaturrahim dengan kerabat.” (HR Imam Ahmad)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kehinaan bagi sesiapa yang memiliki kedua ibu-bapanya yang tua salah seorang atau kedua-duanya, dan tidak dapat memasuki syurga.” (HR Muslim)
Daripada Abu Hurairah r.a, sabda Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam, maksudnya: “Janganlah kamu membenci bapa-bapa kamu. Sesiapa yang membenci bapanya bererti dia kafir.” (HR Muslim)
Wallahu a'lam.
Link pilihan:
Cara berbakti kepada ibu bapa yang sudah meninggal dunia
Dosa sesama manusia
Doakan ibu dan bapa
Kelebihan ibu dan bapa
*
Hukum bercakap semasa khutbah Jumaat
*
Dari Abu Hurairah ra., Nabi berkata, "Jika kamu berkata kepada sahabat kamu "Diam", semasa Imam sedang berkhutbah pada hari Jumaat, maka kamu telah berkata yang lagha (berkata perkara yang sia-sia)" [HR al-Bukhari #892, Muslim 851].
"Jika kamu berkata kepada kawanmu, diam pada hari Jumaat dan khatib sedang membaca khutbah, maka tiada pahala Jumaat baginya." (Nailul Authar, dari Abu Hurairah).
Menurut mazhab imam l-Syafi’I, hukumnya MAKRUH berkata-kata ketika khatib sedang berkhutbah.
Manakala tiga imam yang lain (Hanafi, Maliki dan Hanbali) mengatakan HARAM berkata-kata ketika khatib sedang berkhutbah.
Berkata-kata ketika imam sedang berkhutbah menyebabkan TIDAK MENDAPAT PAHALA tetapi solat Jumaat tetap sah.
Dibenarkan berkata-kata dalam beberapa keadaan iaitu kerana mahu memberi amaran kepada si buta daripada terjatuh ke dalam telaga, mengerjakan solat tahiyatul masjid, mengucap `yarhamukallah’ kepada orang yang bersin apabia dia memuji Allah, menjawab salam dan membaca selawat apabila mendengar selawat.
Meng"amin"kan do'a imam ketika khutbah Jumaat tidaklah tergolong kepada perkataan yang sia-sia, ia dibenarkan, cuma dengan kadar suara yang perlahan.
Link pilihan:
Solat Jumaat
Kelebihan Hari Jumaat
Hukum puasa sunat pada hari Jumaat
*
Dari Abu Hurairah ra., Nabi berkata, "Jika kamu berkata kepada sahabat kamu "Diam", semasa Imam sedang berkhutbah pada hari Jumaat, maka kamu telah berkata yang lagha (berkata perkara yang sia-sia)" [HR al-Bukhari #892, Muslim 851].
"Jika kamu berkata kepada kawanmu, diam pada hari Jumaat dan khatib sedang membaca khutbah, maka tiada pahala Jumaat baginya." (Nailul Authar, dari Abu Hurairah).
Menurut mazhab imam l-Syafi’I, hukumnya MAKRUH berkata-kata ketika khatib sedang berkhutbah.
Manakala tiga imam yang lain (Hanafi, Maliki dan Hanbali) mengatakan HARAM berkata-kata ketika khatib sedang berkhutbah.
Berkata-kata ketika imam sedang berkhutbah menyebabkan TIDAK MENDAPAT PAHALA tetapi solat Jumaat tetap sah.
Dibenarkan berkata-kata dalam beberapa keadaan iaitu kerana mahu memberi amaran kepada si buta daripada terjatuh ke dalam telaga, mengerjakan solat tahiyatul masjid, mengucap `yarhamukallah’ kepada orang yang bersin apabia dia memuji Allah, menjawab salam dan membaca selawat apabila mendengar selawat.
Meng"amin"kan do'a imam ketika khutbah Jumaat tidaklah tergolong kepada perkataan yang sia-sia, ia dibenarkan, cuma dengan kadar suara yang perlahan.
Link pilihan:
Solat Jumaat
Kelebihan Hari Jumaat
Hukum puasa sunat pada hari Jumaat
*
Solat tahiyatul masjid
*
Solat Tahiyatul Masjid adalah solat sunat 2 rakaat seperti solat sunat yang lain, hanya niatnya tahiyatul masjid.
Dilakukan apabila mula masuk ke dalam masjid, sebaiknya sebelum duduk.
Solat ini amat digalakkan walaupun seorang itu sampai ketika khutbah Jumaat sedang dibacakan.
Niat Solat Tahiyatul Masjid: “Sahaja aku solat sunat tahiyatul masjid dua rakaat kerana Allah Taala".
Nabi bersabda, "Jika salah seorang di antara kamu memasuki masjid, hendaklah dia tidak duduk sebelum mengerjakan solat dua rakaat. (HR Bukhari)
Wallahu a'lam,
Link pilihan:
Kelebihan Datang Masjid Awal Pada Hari Jumaat
Hukum berkaitan Solat Tahiyatul Masjid
*
Solat Tahiyatul Masjid adalah solat sunat 2 rakaat seperti solat sunat yang lain, hanya niatnya tahiyatul masjid.
Dilakukan apabila mula masuk ke dalam masjid, sebaiknya sebelum duduk.
Solat ini amat digalakkan walaupun seorang itu sampai ketika khutbah Jumaat sedang dibacakan.
Niat Solat Tahiyatul Masjid: “Sahaja aku solat sunat tahiyatul masjid dua rakaat kerana Allah Taala".
Nabi bersabda, "Jika salah seorang di antara kamu memasuki masjid, hendaklah dia tidak duduk sebelum mengerjakan solat dua rakaat. (HR Bukhari)
Wallahu a'lam,
Link pilihan:
Kelebihan Datang Masjid Awal Pada Hari Jumaat
Hukum berkaitan Solat Tahiyatul Masjid
*
Siksa neraka yang paling ringan
*
Daripada Nu'man Bin Basyir r.a. berkata, aku mendengar Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya siksaan penghuni neraka yang paling ringan ialah seorang yang akan diletakkan di bawah telapak kakinya dua bara api neraka yang panasnya akan mendidihkan otak di kepalanya. (HR Bukhari & Muslim)
Takutnya ..
Kejayaan sebenar ialah terselamat dari masuk neraka.
*
Daripada Nu'man Bin Basyir r.a. berkata, aku mendengar Rasulullah shallaAllahu `alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya siksaan penghuni neraka yang paling ringan ialah seorang yang akan diletakkan di bawah telapak kakinya dua bara api neraka yang panasnya akan mendidihkan otak di kepalanya. (HR Bukhari & Muslim)
Takutnya ..
Kejayaan sebenar ialah terselamat dari masuk neraka.
*
Mata yang tidak disentuh neraka
Hukum puasa sunat pada hari Jumaat
*
Di dalam mahzab Syafie, hukum berpuasa sunat pada hari Jumaat tanpa disertakan puasa sunat pada hari Khamis atau tidak disertakan puasa sunat pada hari Sabtu adalah makruh.
Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, “Aku pernah bertanya kepada Jabir: Adakah Nabi melarang berpuasa sunat pada hari Jumaat ? Jabir menjawab: Ya." (HR Muslim).
Dari Juwairiah, “Bahawa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam masuk kepada saya pada hari Jumaat sedang saya berpuasa. Maka sabdanya: “Adakah engkau sudah berpuasa kelmarin? Saya menjawab: Tidak. Sabdanya: Adakah engkau akan berpuasa esok? Saya menjawab: Tidak. Baginda bersabda: Hendaklah engkau berbuka.” (HR Bukhari)
“Hari Jumaat itu adalah hari Eid (hari raya), maka janganlah jadikan Eid kamu itu sebagai hari kamu berpuasa, kecuali kamu berpuasa sebelumnya atau sesudahnya.” (HR Ahmad)
Dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu berpuasa pada Jumaat, kecuali bersama satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya". (HR Muslim).
Link pilihan:
Kelebihan Hari Jumaat
*
Di dalam mahzab Syafie, hukum berpuasa sunat pada hari Jumaat tanpa disertakan puasa sunat pada hari Khamis atau tidak disertakan puasa sunat pada hari Sabtu adalah makruh.
Dari Muhammad bin Abbad bin Ja’far, “Aku pernah bertanya kepada Jabir: Adakah Nabi melarang berpuasa sunat pada hari Jumaat ? Jabir menjawab: Ya." (HR Muslim).
Dari Juwairiah, “Bahawa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam masuk kepada saya pada hari Jumaat sedang saya berpuasa. Maka sabdanya: “Adakah engkau sudah berpuasa kelmarin? Saya menjawab: Tidak. Sabdanya: Adakah engkau akan berpuasa esok? Saya menjawab: Tidak. Baginda bersabda: Hendaklah engkau berbuka.” (HR Bukhari)
“Hari Jumaat itu adalah hari Eid (hari raya), maka janganlah jadikan Eid kamu itu sebagai hari kamu berpuasa, kecuali kamu berpuasa sebelumnya atau sesudahnya.” (HR Ahmad)
Dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu berpuasa pada Jumaat, kecuali bersama satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya". (HR Muslim).
Link pilihan:
Kelebihan Hari Jumaat
*
Perkahwinan
*
Dari Anas ra : “Beberapa sahabat pernah mendatangi rumah isteri-isetri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan tentang ibadah baginda. Ketika mereka diberitahu, mereka dapati bahawa ibadah mereka itu sedikit. Mereka bertanya, ‘Dimana kedudukan kami di sisi Nabi, beliau telah diampun dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang?’ Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Saya akan melaksanakan solat malam dan tidak akan tidur.’ Yang lain berkata, ‘Saya akan berpuasa terus dan tidak akan berbuka.’ Dan yang lainnya berkata, ‘Saya akan menjauhi kaum wanita dan tidak akan berkawin selamanya.’ Kemudian datanglah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan bersabda, ‘Kaliankah yang mengatakan begini dan begitu itu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah daripada kalian, dan paling bertakwa kepada Allah daripada kalian. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku melakukan solat malam dan aku tidur, dan aku berkahwin. Oleh itu, sesiapa yang tidak suka kepada sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku." (HR Muslim)
Klik -> Mawaddah Wa Rahmah
*
Dari Anas ra : “Beberapa sahabat pernah mendatangi rumah isteri-isetri Nabi shollallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan tentang ibadah baginda. Ketika mereka diberitahu, mereka dapati bahawa ibadah mereka itu sedikit. Mereka bertanya, ‘Dimana kedudukan kami di sisi Nabi, beliau telah diampun dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang?’ Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Saya akan melaksanakan solat malam dan tidak akan tidur.’ Yang lain berkata, ‘Saya akan berpuasa terus dan tidak akan berbuka.’ Dan yang lainnya berkata, ‘Saya akan menjauhi kaum wanita dan tidak akan berkawin selamanya.’ Kemudian datanglah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan bersabda, ‘Kaliankah yang mengatakan begini dan begitu itu? Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah daripada kalian, dan paling bertakwa kepada Allah daripada kalian. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku melakukan solat malam dan aku tidur, dan aku berkahwin. Oleh itu, sesiapa yang tidak suka kepada sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku." (HR Muslim)
Klik -> Mawaddah Wa Rahmah
*
Wasiat Nabi kepada Mu’az bin Jabal
*
Mu’az bin Jabal ra menceritakan bahawa suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memegang tangannya seraya mengucapkan, “Hai Mu’az, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’az, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir solat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’in ni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu).” (HR Abu Daud)
*
Mu’az bin Jabal ra menceritakan bahawa suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam memegang tangannya seraya mengucapkan, “Hai Mu’az, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’az, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir solat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’in ni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan beribadah dengan baik kepadaMu).” (HR Abu Daud)
*
Kelebihan Bulan Rejab
*
Bulan-bulan Haram dalam Islam ialah: Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab.
Menurut Imam al-Razi RH: Maksud al-haram (samada bulan haram atau tempat haram) ialah maksiat padanya dibalas dengan balasan yang lebih berat, dan ketaatan dibalas dengan pahala yang lebih besar. (al-Razi, jil.16, ms. 53).
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda, "Puasalah pada bulan-bulan haram." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar tidak ditemukan hadis sahih mengenai puasa Rejab, namun telah jelas dan sahih riwayat bahwa Rasulullah menyukai berpuasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rejab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada larangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rejab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang berpuasa dan ibadah lainnya di bulan Rejab.” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam iaitu malam jumaat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan Rejab dan malam nisfu Sya’ban”. (Sunan Al Kubra Imam Baihaqi juz 3 hal 319).
Wallahu a'lam.
Link Pilihan:
Penjelasan Status Hadis Doa Rejab
Hadis Rejab Bulan Allah - Hadis Palsu ?
*
Bulan-bulan Haram dalam Islam ialah: Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab.
Menurut Imam al-Razi RH: Maksud al-haram (samada bulan haram atau tempat haram) ialah maksiat padanya dibalas dengan balasan yang lebih berat, dan ketaatan dibalas dengan pahala yang lebih besar. (al-Razi, jil.16, ms. 53).
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda, "Puasalah pada bulan-bulan haram." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam iaitu malam jumaat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan Rejab dan malam nisfu Sya’ban”. (Sunan Al Kubra Imam Baihaqi juz 3 hal 319).
Wallahu a'lam.
Link Pilihan:
Penjelasan Status Hadis Doa Rejab
Hadis Rejab Bulan Allah - Hadis Palsu ?
*
Puasa di bulan Rejab
*
Bulan Rejab merupakan salah satu dari bulan-bulan Haram di dalam Islam.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda, "Puasalah pada bulan-bulan haram." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar tidak ditemukan hadis sahih mengenai puasa Rejab, namun telah jelas dan sahih riwayat bahwa Rasulullah menyukai berpuasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rejab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada larangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rejab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang berpuasa dan ibadah lainnya di bulan Rejab.” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Wallahu a'lam.
Link pilihan :
Kelebihan Bulan Rejab
*
Bulan Rejab merupakan salah satu dari bulan-bulan Haram di dalam Islam.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda, "Puasalah pada bulan-bulan haram." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar tidak ditemukan hadis sahih mengenai puasa Rejab, namun telah jelas dan sahih riwayat bahwa Rasulullah menyukai berpuasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rejab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada larangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rejab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang berpuasa dan ibadah lainnya di bulan Rejab.” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Wallahu a'lam.
Link pilihan :
Kelebihan Bulan Rejab
*
Rejab Bulan Allah - Hadis Palsu ?
*
"Rejab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan pula adalah bulan umatku".
Para muhadditsin tidak sekata dan tidak sepakat menghukumkannya sebagai maudhu`(Palsu).
Jika ada yang menyatakannya sebagai maudhu`, maka ada pula yang akan menyatakan bahawa ianya bukan maudhu` tetapi dho`if dan sebagainya.
Imam as-Sayuthi rahimahUllah telah memasukkan hadits ini sebagai hadits yang ke 4411 dalam karya beliau "al-Jaami`ush Shoghir fi Ahaaditsil Basyiirin Nadziir". Jika sahaja hadits tersebut disepakati atas maudhu`nya, maka sudah pasti Imam as-Sayuthi yang terkenal dengan ilmu dan waraknya tidak akan bermudah-mudah meletakkannya dalam karya himpunan haditsnya tersebut. Sudah pasti Imam as-Sayuthi mengetahui akan hukum meriwayatkan hadits maudhu tanpa memperjelaskan kepalsuannya. Sebaliknya, Imam as-Sayuthi menjelaskan bahawa hadits tersebut ada mempunyai sanad yang mursal kepada seorang tabi`in yang agung iaitu Imam Hasan al-Bashri rahimahUllah sebagaimana diriwayatkan oleh Abul Fath bin Abil Fawaaris dalam kitabnya "'Amaali" dan darjatnya adalah DHO`IF (baca: dho`if bukan maudhu`).
Wallahu a'lam.
Sumber: http://bahrusshofa.blogspot.com/2009/06/rajab-bulan-allah.html
Link pilihan:
Kelebihan Bulan Rejab
Memahami Hadis Dhaif
*
"Rejab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku dan Ramadhan pula adalah bulan umatku".
Para muhadditsin tidak sekata dan tidak sepakat menghukumkannya sebagai maudhu`(Palsu).
Jika ada yang menyatakannya sebagai maudhu`, maka ada pula yang akan menyatakan bahawa ianya bukan maudhu` tetapi dho`if dan sebagainya.
Imam as-Sayuthi rahimahUllah telah memasukkan hadits ini sebagai hadits yang ke 4411 dalam karya beliau "al-Jaami`ush Shoghir fi Ahaaditsil Basyiirin Nadziir". Jika sahaja hadits tersebut disepakati atas maudhu`nya, maka sudah pasti Imam as-Sayuthi yang terkenal dengan ilmu dan waraknya tidak akan bermudah-mudah meletakkannya dalam karya himpunan haditsnya tersebut. Sudah pasti Imam as-Sayuthi mengetahui akan hukum meriwayatkan hadits maudhu tanpa memperjelaskan kepalsuannya. Sebaliknya, Imam as-Sayuthi menjelaskan bahawa hadits tersebut ada mempunyai sanad yang mursal kepada seorang tabi`in yang agung iaitu Imam Hasan al-Bashri rahimahUllah sebagaimana diriwayatkan oleh Abul Fath bin Abil Fawaaris dalam kitabnya "'Amaali" dan darjatnya adalah DHO`IF (baca: dho`if bukan maudhu`).
Wallahu a'lam.
Sumber: http://bahrusshofa.blogspot.com/2009/06/rajab-bulan-allah.html
Link pilihan:
Kelebihan Bulan Rejab
Memahami Hadis Dhaif
*
Tafakur
*
Tafakkur berasal dari kata TAFAKKARO yang bererti merenungkan atau memikirkan dengan bersungguh-sungguh.
Tafakkur membawa makna “kegiatan hati untuk memahami makna setiap perkara bagi mencapai apa yang dihajati. Tafakkur juga merupakan pancaran hati yang dengannya kebaikan, keburukan, manfaat dan kemudaratan akan menjadi jelas (al-Jurjani, Kitab al-Ta’rifat, ms.77)
Abu Darda’, seorang sahabat yang terkenal pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, dia menjawab, “Tafakkur.”
*
Tafakkur berasal dari kata TAFAKKARO yang bererti merenungkan atau memikirkan dengan bersungguh-sungguh.
Tafakkur membawa makna “kegiatan hati untuk memahami makna setiap perkara bagi mencapai apa yang dihajati. Tafakkur juga merupakan pancaran hati yang dengannya kebaikan, keburukan, manfaat dan kemudaratan akan menjadi jelas (al-Jurjani, Kitab al-Ta’rifat, ms.77)
Abu Darda’, seorang sahabat yang terkenal pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, dia menjawab, “Tafakkur.”
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
تفكر ساعة خير من قيام ليلة
Berfikir sesaat lebih baik dari pada qiyamullail. (al-Adzamah, 1/297).
تفكر ساعة خير من قيام ليلة
Berfikir sesaat lebih baik dari pada qiyamullail. (al-Adzamah, 1/297).
*
Hasad dan Ghibtah
*
“Hati-hati kalian dari sifat hasad kerana hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar.” (HR. Abu Dawud. Hadis ini DA'IF dalam Silsilah Al-Ahadits Adl-Dha’ifah no. 1902)
“Wahai Anakku! Bila engkau mampu hingga pagi dan petang tanpa memendam sifat hasad dengki kepada seseorang, maka lakukanlah.” (HR. Tirmidzi)
Nabi bersabda, “Kalian tidak akan beriman sehingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi bersabda,"Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara, iaitu: terhadap seseorang yang Allah anugerahkan harta, lalu dia gunakan harta tersebut pada jalan kebenaran, dan terhadap seseorang yang dianugerahkan ilmu, lalu dia amalkan ilmu tersebut serta diajarkannya kepada manusia lain". (H.R Bukhari dan Muslim).
Jika seseorang mendapat nikmat, kita yang melihat keadaan itu, akan berada di antara dua keadaan:
1. Jika kita rasa benci atau tidak suka dengan nikmat yang diperolehinya. Inilah yang dikatakan hasad.
2. Jika kita tidak benci terhadap nikmat yang diperolehi oleh orang itu dan kita menginginkan agar kita juga memiliki nikmat seumpama itu. Inilah yang disebut dengan ghibtah (hasad yang dibenarkan). Iaitu rasa bangga dengan orang itu dan bercita-cita untuk mendapatkan kelebihan seperti mana yang didapati oleh orang itu. Sifat ini amatlah terpuji dan dikehendaki ada pada tiap-tiap orang, kerana dengannya boleh mendatangkan kebaikan dan kemajuan hidup.
Bezanya pada perasaan, BENCI atau SUKA.
Jika orang lain mendapat nikmat atau kelebihan, kita hendaklah merasa suka dan berharap agar dapat mencontohinya. (Ghibtah).
Jika orang lain mendapat nikmat atau kelebihan, jika kita ada perasaan benci atau tidak suka, itu bererti hati kita ada sifat hasad.
Wallahu a'lam.
*
“Hati-hati kalian dari sifat hasad kerana hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar.” (HR. Abu Dawud. Hadis ini DA'IF dalam Silsilah Al-Ahadits Adl-Dha’ifah no. 1902)
“Wahai Anakku! Bila engkau mampu hingga pagi dan petang tanpa memendam sifat hasad dengki kepada seseorang, maka lakukanlah.” (HR. Tirmidzi)
Nabi bersabda, “Kalian tidak akan beriman sehingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi bersabda,"Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara, iaitu: terhadap seseorang yang Allah anugerahkan harta, lalu dia gunakan harta tersebut pada jalan kebenaran, dan terhadap seseorang yang dianugerahkan ilmu, lalu dia amalkan ilmu tersebut serta diajarkannya kepada manusia lain". (H.R Bukhari dan Muslim).
Jika seseorang mendapat nikmat, kita yang melihat keadaan itu, akan berada di antara dua keadaan:
1. Jika kita rasa benci atau tidak suka dengan nikmat yang diperolehinya. Inilah yang dikatakan hasad.
2. Jika kita tidak benci terhadap nikmat yang diperolehi oleh orang itu dan kita menginginkan agar kita juga memiliki nikmat seumpama itu. Inilah yang disebut dengan ghibtah (hasad yang dibenarkan). Iaitu rasa bangga dengan orang itu dan bercita-cita untuk mendapatkan kelebihan seperti mana yang didapati oleh orang itu. Sifat ini amatlah terpuji dan dikehendaki ada pada tiap-tiap orang, kerana dengannya boleh mendatangkan kebaikan dan kemajuan hidup.
Bezanya pada perasaan, BENCI atau SUKA.
Jika orang lain mendapat nikmat atau kelebihan, kita hendaklah merasa suka dan berharap agar dapat mencontohinya. (Ghibtah).
Jika orang lain mendapat nikmat atau kelebihan, jika kita ada perasaan benci atau tidak suka, itu bererti hati kita ada sifat hasad.
Wallahu a'lam.
*
Langgan:
Catatan (Atom)
Popular Posts
-
* Dari Abu Darda r.a., Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Jika sesiapa belajar dengan 'mata hati' dalam 10 ay...
-
* "Sesiapa mengucapkan astaghfirullah hal 'azim al lazi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih, akan diampuni dosa...
-
1. Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika ya arhamarrohimin Maksudnya, "Ya Allah bagi Engkau ...
-
* Solat sunat dua rakaat sebelum solat fardhu Subuh dikenali sebagai Solat Fajar atau Solat Qabliyah Subuh atau Solat Sunat Subuh ....
-
* Jika ditanya Allah ada dimana ? Jawablah: Allah ADA TANPA bertempat, tiada bagi Allah Aina (di mana). (Sumber: ...
-
* Penjelasan Status Hadis Doa Bulan Rejab Hadis Rejab Bulan Allah - Hadis Palsu ? Kelebihan Bulan Rejab *
-
* "Wahai orang-orang yang beriman, telah ditentukan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah ditentukan ke atas umat-umat sebelum kam...
-
* Diterbitkan dan diedar secara percuma oleh: DARUL QURAN WAS-SUNNAH Lot 1499, Taman Seri Demit, Jalan Sultanah Zainab 2 Kubang Keria...
-
* Waktu Solat Dhuha Secara umumnya waktu melakukan solat sunat Dhuha mengikut syarak bermula dari selepas terbit matahari iaitu angga...
-
* Penjelasan Tentang Bid'ah. Dalam pengertian syari’at, bid’ah adalah: اَلْمُحْدَثُ الَّذِيْ لَمْ يَنُصَّ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ ...