Golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah percaya dan yakin bahawa semua Nabi dan Rasul Allah seluruhnya, mustahil atas mereka itu kufur dan sesat, sebelum menjadi Nabi dan selepas menjadi Nabi.
Al Allamah al Qadhi Iyadh pula menyatakan dalam kitabnya al Syifa bi Tarif Huquq al Mustafa: Apa yang pasti, para nabi adalah maksum sebelum dilantik menjadi nabi dan terhindar dari kejahilan tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, dan terpelihara daripada merasa ragu walau sedikitpun mengenai perkara ini.
l-Imam al-Mulla ‘Ali al-Qari al-Hanafi yang menyatakan: Dalam kitab Syarh al-’Aqa’id dinyatakan, bahwa para Nabi as. maksum dari perbuatan dusta, khususnya dalam kaitannya dengan urusan syariat, penyampaian hukum, dan bimbingan kepada umat. Mengenai maksum dari perkara tersebut yang dilakukan secara sengaja telah menjadi ijmak, adapun yang dilakukan karena lupa, menurut pendapat mayoritas tetap maksum. Soal kemaksuman mereka dari dosa-dosa yang lain dapat diperincikan, bahwa menurut ijmak mereka maksum dari kekufuran, sebelum dan setelah turunnya wahyu, begitu juga —menurut pendapat jumhur— maksum dari dosa besar yang dilakukan secara sengaja. Berbeda dengan pengikut Hasyawi. Namun, maksum darinya kerana lupa juga dibolehkan oleh kebanyakan ulama’. Soal dosa kecil, menurut jumhur boleh saja. (al-Imam al-Mulla ‘Ali al-Qari al-Hanafi, Syarh Kitab al-Fiqh al-Akbar, Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, Beirut, cetakan I, 1995, hal. 104)
Wallahu a'lam.
Salah satu keistimewaan para Nabi dan Rasul adalah bahawa mereka sebagai manusia yang paling sempurna kejadian dan akhlaknya, paling tinggi ilmunya, paling mulia keturunannya, paling benar perkataannya, paling dapat dipercayai, dan mereka terhindar dari segala samada secara fisik mahupun rohani.
Para Nabi sentiasa mendapat pengawasan, pertolongan dan petunjuk daripada Allah SWT. Oleh itu mereka terhindar dari segala perbuatan dosa. Artinya, mereka tergolong “maksum “, tidak melakukan kesalahan dengan sengaja apalagi perbuatan dosa. - See more at: http://sejukkan-iman.blogspot.sg/2011/12/sifat-nabi-dan-rasul.html#sthash.Whk4AAOi.dpuf
Para Nabi sentiasa mendapat pengawasan, pertolongan dan petunjuk daripada Allah SWT. Oleh itu mereka terhindar dari segala perbuatan dosa. Artinya, mereka tergolong “maksum “, tidak melakukan kesalahan dengan sengaja apalagi perbuatan dosa. - See more at: http://sejukkan-iman.blogspot.sg/2011/12/sifat-nabi-dan-rasul.html#sthash.Whk4AAOi.dpuf
Link pilihan:
http://setiawanhary.blogspot.com/2013/05/tafsir-al-anam-74-79-siapa-bilang.html
http://indonesiaindonesia.com/f/90318-nabi-ibrahim-pernah-mengalami-transisi-keimanan
http://annawrahnotes.wordpress.com/2013/07/08/para-pencari-tuhan/
http://jamaluddinab.blogspot.com/2011/02/taubat-si-jemaah-tabligh-3-nabi-ibrahim.html
http://alvianiqbal.wordpress.com/2009/04/24/meluruskan-kisah-nabi-ibrahim-2
http://www.academia.edu/5532066/Pemaknaan_QS_Al_Anam_Ayat_74-79
http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/06/asri-hina-nabi.html
*