"Tiap-tiap diri akan merasai mati. Sesungguhnya akan disempurnakan pahala kamu pada hari kiamat. Sesiapa yang TERSELAMAT DARI NERAKA dan dimasukkan ke dalam syurga, sesungguhnya BERJAYA lah dia, dan ingatlah bahawa kehidupan di dunia ini hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Ali Imran : 185)

Pesanan Luqmanul Hakim kepada anaknya

*


1. Jangan Syirik. 

 "Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Luqman: 13)

2. Allah Maha Mengetahui.

"(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." ( (Luqman: 16)

3. Dirikan solat.

"Hai anakku, Dirikanlah solat...." ( (Luqman: 17)

4. Mengajak kepada kebaikan.

"...dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik...." (Luqman: 17)

5. Mencegah Kemungkaran.

"...dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar...." (Luqman: 17)

6. Sabar Terhadap Musibah yang Menimpa.

"...dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (Luqman: 17)

7. Tidak bersikap sombong terhadap orang lain.

"Dan janganlah kamu memalingkan muka mu dari manusia (kerana sombong)...." (Luqman: 18)

8. Tidak Angkuh.

"...dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman: 18)

9. Menyederhanakan Cara Berjalan.

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan...." (Luqman: 19)

Waqsid fii masyika, Yakni berjalanlah dengan cara jalan yang pertengahan, tidak dengan langkah yang lambat dan tidak pula dengan langkah yang terlalu cepat, namun dengan langkah yang pertengahan antara lambat dan cepat. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).

10. Melunakkan Suara

"...Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (Luqman: 19)

Menurut Ibnu abbas ra, waghdud min shautik, yakni rendahkanlah suarmu dan janganlah bersuara dengan keras (tanpa alasan yang baik).

Menurut al-Maraghi, waghdud min shautik, yakni kurangilah dari nada suara dan ringkaslah dalam berbicara, dan janganlah meninggikan suaramu ketika tidak ada keperluan apapun untuk meninggikannya, karena hal itu adalah tindakan yang dipaksakan oleh yang berbicara dan dapat mengganggu diri dan pemahaman orang lain.

Wallahu a'lam.


*

Popular Posts